Menurut stasiun berita CNN, konvensi yang dinamakan DEF CON ini telah diikuti oleh 15.000 orang sejak pertama kali digelar secara sembunyi-sembunyi 19 tahun lalu. Di konvensi ini, para hacker dapat berbagi trik dan jurus jitu pembobolan jaringan. Mereka juga dapat berbagi kunci peretasan serta password situs yang hendak mereka bobol.
Tujuan konvensi ini adalah untuk memberikan pemahaman pada para anggota dan masyarakat luas mengenai resiko bobolnya data di dunia digital sekarang ini. Selain itu, para anggota konvensi juga mencari solusi memperbaiki sistem keamanan internet yang telah ada menjadi lebih baik.
Itu pernyataan normatif dari panitia, tapi yang terjadi justru kebalikannya.
Para hacker yang dikumpulkan di kasino hotel Rio malah asik saling serang demi mempraktekkan ilmu "hitam" mereka. Hal ini tidak ayal menjadikan jaringan Wi-Fi maupun LAN di hotel Rio menjadi yang paling berbahaya sedunia.
"Kau berada di jaringan paling rentan di seluruh dunia. Jika kau bisa selamat disini, berarti kau bisa selamat di mana saja," ujar Brian Markus, veteran hacker, merujuk kepada jaringan di DEF CON.
Bukannya berbagi, para hacker malah justru menutup rapat-rapat identitas mereka, mengamankannya dari terobosan hacker lain. Sementara itu hacker lainnya, dengan bangga menunjukkan kemahirannya merebut password dan identitas pribadi koleganya di dalam ruangan tersebut. Password yang telah diretas ini terpampang jelas di layar besar di tengah ruangan bertuliskan "dinding para domba". Tidak ayal, hal ini menelanjangi para hacker amatir.
Sederet Pantangan
Untuk meliput acara ini, wartawan CNN diberikan sederet larangan demi keamanan data-data dan kartu kreditnya. Di antaranya himbauan untuk tidak menggunakan ATM di lokasi sekitar konvensi, mematikan bluetooth, Wi-Fi di semua perangkat, termasuk handphone. Tidak menerima hadiah dari orang tidak dikenal, terutama menerima USB.
Wartawan juga diminta untuk mengganti semua password mereka setibanya di Las Vegas. Selain itu, kunci kartu kamar hotel dan kartu kredit diminta agar disimpan di tempat berlapis, seperti di dompet atau tas. Hal ini untuk menghindari alat pemindai kecil yang terselip di telapak para hacker. Selain itu, wartawan atau orang awan diminta tidak menggunakan handphone mereka--telepon maupun sms--demi mencegah pembobolan jaringan.
"Kau mengirimkan sms bertuliskan 'Aku sayang kamu', hacker dapat mengubahnya menjadi 'aku minta putus' atau lebih buruk dari itu. Dalam berbisnis, kau mengetik sms 'jual semuanya', hacker dapat mengubahnya jadi 'beli semuanya'," ujar Austin Steed, ahli keamanan internet.
sumber | • VIVAnews