Seks bebas memang jadi momok yang menakutkan, khususnya bagi kalangan orang tua. Iya lah. Hari gini, siapa yang tidak khawatir atas fenomena yang satu ini. “Free Sex” atau yang lazim disebut dengan seks bebas, sebenarnya hanya istilah yang populer di Indonesia.
Hubungan seksual ternyata mempunyai arti yang luas dan banyak. Tidak hanya intercourse, yang baru boleh dilakukan setelah menikah nanti. Pegangan tangan dengan lawan jenis pun sudah termasuk aktivitas seksual paling ringan yang sering dilakukan remaja saat ini. Setelah pegangan tangan, ada tahap meraba, kemudian kissing, necking, petting, dan diakhiri dengan intercourse.
Tahapan yang dinilai mulai memasuki area berbahaya adalah kissing. Kissing ini juga terbagi dalam dua kategori. Kategori basah dan kering. Kissing kering itu seperti ciuman ke pipi atau ke kening. Sedangkan kategori basah itu ciuman bibir ke bibir. Selanjutnya, ada yang disebut necking (saling merangsang daerah leher ke bawah, dengan rabaan atau ciuman), petting (saling menggesekkan alat kelamin, dengan atau tanpa pakaian), dan terakhir intercourse.
Terlebih saat ini remaja/ABG di Cilacap seperti sudah fasih dengan istilah “bojo”, padahal mereka baru tahap pacaran atau bahkan sekedar cinta monyet. Dengan istilah bojo tersebut seolah mereka sudah bebas melakukan apa saja.
Dengan melakukan salah satu aktivitas seksual tersebut, meski yang paling ringan sekalipun, ABG bisa terbawa ke jenjang yang lebih intens. Mungkin awalnya hanya pegang tangan. Kemudian cium kening. tapi selanjutnya, mungkin ABG bisa terbawa suasana, dan hal yang (tidak) diinginkan pun terjadi.
Kesenangan yang hanya sesaat. Kalimat itu mungkin tepat untuk remaja/ABG yang pernah terjerumus ke dalam fenomena seks bebas ini. Kalau boleh menghakimi, tidak ada dosa yang tak berbalas. Sama kayak seks bebas ini. Awalnya terasa indah, dan tidak terlupakan. Tapi implikasinya? Tidak sedikit, pelaku seks bebas ini mengalami hamil di luar nikah, terkena penyakit menular seksual, bahkan sampai tertular virus HIV. Selain itu, yang mengalami trauma berkepanjangan gara-gara ditinggal pacar setelah making love (ML) juga tidak sedikit. Buntutnya, berpengaruh pada hasil yang dicapai di sekolah. Bahkan tak sedikit yang frustasi dan akhirnya terjun menjadi penjaja seks terselubung. Lebih parah lagi saat ini muncul istilah “Bantaian”. Kenapa disebut bantaian? Nanti akan dibahas ditulisan berikutnya.
Salah satu yang turut mempengaruhi kehidupan seks bebas dikalangan pelajar saat ini yakni maraknya sinetron remaja yang ditayangkan oleh televisi yang kebanyakan hanya menjual mimpi dan kurang mendidik.
Misalnya, sinetron ABG yang yang menceritakan lika-liku kehidupan remaja, terutama dalam kehidupan percintaannya. Sebagian besar scene yang ditayangkan setting-nya terjadi di sekolah. Sayangnya sinetron itu sepertinya hanya menggambarkan sekolah sebagai tempat ajang kongkow bareng teman-teman dan tempat pacaran. Kurang ditonjolkan fungsi utama sekolah sebagai suatu wadah pendidikan.
2 Responses So Far:
keep on eye................
beware your property.
jaman dah modern so gaya hidup perilaku modern too....
tp ya ...........sbg ORTU ya mesti keep on eye juga wat anak2 e.................... don"t let them make a trouble.
memang perilaku seseorang tak bisa di tebak dengan penampilan