Situasi Mesir kian tak menentu. Janji Presiden Hosni Mubarak tidak mencalonkan diri pada Pemilu September mendatang dan pengunduran diri dari kursi ketua partai yang berkuasa, justru memompa semangat para demonstran. Mereka yakin bahwa perjuangan sudah diambang kemenangan.
Demonstran berjuang, dan pemerintah serta militer negeri itu melakukan segala cara untuk bertahan hingga September itu. Dari menghela pendukung Mubarak ke jalanan yang menyebabkan bentrok fisik dan 109 orang tewas, hingga merazia para pendatang.
Para pendatang itu, terutama para mahasiswa yang menuntut ilmu di sana, dituduh pemerintah turut pula turun ke jalan. Itu sebabnya militer memperketat pemeriksaan visa para mahasiswa dari negeri seberang. Sejumlah mahasiswa asal Indonesia sempat dibawa ke kantor militer guna diinterogasi.
Menurut informasi yang diterima VIVAnews.com Minggu dini hari kemarin, dari Ketua Kesepakatan Mahasiswa Minangkabau (KMM) di Mesir, Alnofiandri Dinar, pemeriksaan visa itu membuat WNI takut keluar rumah. "Sebagian WNI sempat dibawa ke kantor militer untuk pemeriksaan identitas,” tulis Alnofiandri dalam pesan yang dikirim via surat elektronnik.
Sejauh ini, kondisi WNI di Mesir memang masih aman. Tapi kisruh yang tak jelas ujungnya ini berimbas pada meroketnya harga barang terutama barang kebutuhan pokok.
Kenaikan harga kebutuhan pokok itu kian menyusahkan, kata Alnofiandri, karena ketatnya pemeriksaan visa itu. Pemeriksaan itu jelas membuat aktivitas para mahasiswa jadi serba sulit.
“Persediaan uang di saku mulai menipis, meskipun ATM sudah mulai aktif, dengan ketatnya penjagaan dan pemeriksaan di jalanan membuat warga takut untuk keluar rumah,” terang Alnofiandri.
sumber: • VIVAnews
Kisruh Mesir dan Kisah Mahasiswa Indonesia | 0 |
0 Responses So Far: